Bismillaah...
Sungguh
indah nasehat yang diberikan oleh seorang ulama abad ini mengenai dunia. Seorang
ulama ahli sains fiqh yang terkenal kecerdasannya dan ketawadhu’annya, beliau
adalah Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin rahimahullohu ta’ala. Syaikh
mengatakan:
Sesungguhnya
manusia, setiap kali tenggelam dalam kemewahan hidup dan setiap kali dibukakan
bagi mereka maka akan datang bagi mereka keburukan.
Sesungguhnya
kemewahan hidup yang menghancurkan manusia, karena manusia jika terlalu
memperhatikan kemewahan dan kenikmatan jasadnya, pastilah ia akan berusaha
untuk kenikmatan hatinya.
Sehingga
kemauannya yang paling besar hanya untuk menyenangkan jasadnya, yang mana jasad
tersebut nantinya adalah sarang bagi cacing-cacing dan bau busuk.
Ini
adalah bencana. Ini merupakan hal yang membahayakan manusia saat ini.
Hampir
sebagian besar orang yang engkau temui, tidaklah ia berkata melainkan ia akan
menanyakan,
“Seperti
apa rumah megahmu?”
“Apa
mobil terbarumu?”
“Apa
merk permadani terbarumu?”
“Apa
menu makanan terkinimu?”
Hingga
mereka yang mentelaah dan mempelajari ilmu, sebagian dari mereka belajar hanya
untuk mendapatkan gaji atau kedudukan agar ia bisa meraih kenikmatan dunia.
Seolah
manusia itu diciptakan bukan untuk perkara yang agung.
Dunia
dan kenikmatannya hanyalah sebagai wasilah atau perantara saja.
Dan
kita memohon kepada Alloh tabaroka wa ta’ala agar menjadikan hal tersebut
sebagai wasilah saja.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahulloh berkata:
“Sejatinya
seorang manusia itu menggunakan hartanya seperti ia mengendarai keledai untuk
berkendara dan seperti ia menggunakan toilet untuk buang air”.
Perhatikanlah
mereka yang mengetahui harta dan mengetahui kedudukannya.
Janganlah
engkau jadikan harta sebagai cita-cita terbesarmu.
Pergunakanlah
harta dengan baik, jika tidak maka harta itu akan memperbudakmu.
Sehingga
akibatnya keinginanmu hanya dunia saja.
Oleh
karena itu kita katakan, sesungguhnya manusia setiap kali dibentangkan dunia
bagi mereka dan mereka meliriknya maka sungguh mereka merugi di akhirat sesuai
kadar keuntungan yang ia dapat di dunia.
Nabi
shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَاللهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى
عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا
بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوْهَا كَمَا تَنَافَسُوْهَا،
فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
"Demi
Alloh, tidaklah kefakiran yang aku takutkan atas kalian (yaitu aku sama sekali
tidak mencemaskan kefakiran didunia), karena dunia nantinya akan dibentangkan
juga. Akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian, jika dibentangkan bagi
kalian dunia maka kalian saling berlomba meraihnya sebagaimana orang-orang
sebelum kalian berlomba-lomba meraihnya sehingga dunia menghancurkan kalian
sebagaimana dunia menghancurkan orang-orang sebelum kalian. (HR. Bukhory:
no.3158 dan Muslim: no.2961).
Maka
telah benar Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam. Ini merupakan hal yang
menghancurkan manusia hari ini.
Yang
menghancurkan manusia hari ini adalah saling berlombanya mereka dalam urusan
dunia.
Seolah-olah
manusia diciptakan demi dunia, bukan dunia yang diciptakan untuk manusia.
Sehingga
mereka hanya sibuk dengan sesuatu yang diciptakan untuk mereka daripada perkara
yang mereka diciptakan untuknya.
Ini
merupakan perkara yang sangat bertolak belakang.
Kita
memohon ampun kepada Allohu tabaroka wa ta’ala.
Demikianlah
pesan beliau, sebuah pesan yang begitu indah dan menyejukkan hati. Mengingatkan
kita akan asal tujuan penciptaan kita dan mengingatkan kita bahwa dunia ini
adalah wasilah yang sifatnya hanyalah sementara.
Ditulis
dipagi Jum’at yang cerah...
Di ruang
Radio Indah Pratama 88.6FM.
18
Shofar 1438H / 18 November 2016M
Kota
Singkawang.
Abu
Aufa