Selamat Datang Di Blog Sambas Sunnah, Sebuah Blog Karya Biak Kitte Juak. Semoga Bermanfaat. Ayo...Semangat Menuntut Ilmu Agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).
 
Senin, 08 Mei 2017

Beruntunglah Orang yang Asing

0 komentar
Bismillaah...

Saudaraku, 1400 tahun yang lalu Nabi kita yang mulia Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, d
ari Sahabat Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing.” (HR. Muslim no. 145).

Dan pada hari ini kita melihat kebenaran dari sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam tersebut. Bagaimana tidak, hari ini kita melihat seseorang yang berusaha menjalankan Islam dengan baik ditengah-tengah masyarakat dianggap aneh dan asing. Hari ini pula kita melihat seseorang yang memelihara jenggotnya dianggap asing, seseorang yang menggunakan pakaiannya diatas mata kaki dianggap asing. Seseorang yang memiliki akhlak yang jujur dan berusaha menjauhi kesyirikan pun dianggap asing, hingga seorang wanita yang menutup auratnya dengan sempurna bahkan menggunakan cadar kian terasing. Inilah keterasingan Islam saat ini, namun janganlah bersedih duhai saudaraku, dikarenakan beruntunglah orang-orang yang dianggap asing.

Al Qodhi ‘Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi,

أَنَّ الإِسْلام بَدَأَ فِي آحَاد مِنْ النَّاس وَقِلَّة ، ثُمَّ اِنْتَشَرَ وَظَهَرَ ، ثُمَّ سَيَلْحَقُهُ النَّقْص وَالإِخْلال ، حَتَّى لا يَبْقَى إِلا فِي آحَاد وَقِلَّة أَيْضًا كَمَا بَدَأَ

“Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya manusia pula sebagaimana awalanya. ” (Syarh Shahih Muslim, 2: 143).

Mungkin diantara kita ada yang bertanya-tanya, siapa yang dianggap asing tersebut? Maka untuk mengetahui jawabannya, simaklah penjelasan singkat berikut ini.

Orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, itulah yang selalu teranggap asing. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنَ سَنَّةَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيباً ثُمَّ يَعُودُ غَرِيباً كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ

Dari ‘Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang yang asing.” Lalu ada yang bertanya pada Rosululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam mengenai ghuroba’, lalu beliau menjawab, “(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak.” (HR. Ahmad 4: 74. Berdasarkan jalur ini, hadits ini dho’if. Namun ada hadits semisal itu riwayat Ahmad 1: 184 dari Sa’ad bin Abi Waqqosh dengan sanad jayyid).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ

Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rosululloh”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya.” (HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Misal,

- Ada seseorang yang selalu komitmen untuk sholat 5 waktu dengan berjama’ah di masjid maka ia akan asing ditengah-tengah manusia yang tidak sholat di sekelilingnya.

- Seseorang yang mencoba mengikuti tata cara sholat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam dengan baik akan terasing ditengah-tengah manusia yang sholat dengan mengikuti kebiasaan yang memiliki kesalahan dari turun temurun.

- Seseorang yang mengikuti tata cara Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam dalam berkutbah (misal: khutbah jum’at) akan asing di tengah-tengah khotib yang tidak mengikuti tuntunan Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam dan dianggap asing pula oleh para jama’ah sholat jum’at yang tidak berilmu.

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Oleh karena itu saudaraku, jika dirimu merasa saat ini bahwa kamu adalah orang yang asing ditengah-tengah masyarakat disekitarmu  maka janganlah bersedih, janganlah engkau marah dengan apa yang terjadi kepadamu. Andaikata suatu hari imanmu mulai melemah dan serasa tidak lagi mampu memikul keterasinganmu maka ingatlah akan sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam tentang seorang yang dianggap asing ini, semoga dapat melejitkan semangat dirimu untuk terus menggenggam bara api ini. Dan beruntunglah orang yang asing.

Semoga Allohu tabaroka wa ta’ala terus memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.
Dan semoga Allohu tabaroka wa ta’ala mengokohkan hati-hati kita didalam mengamalkan agama ini secara utuh.
Dan semoga Allohu tabaroka wa ta’ala memudahkan pula langkah-langkah kaki kita untuk menuju Surga-Nya.

Allohumma Aamiin...

Wallohu ‘alam...


Disusun pada senin malam.
Studio Radio Indah Pratama, Kota Singkawang.


Abu Aufa Aal

Leave a Reply

 
Sambas Sunnah © 2016 | Created By Abu Aufa