Selamat Datang Di Blog Sambas Sunnah, Sebuah Blog Karya Biak Kitte Juak. Semoga Bermanfaat. Ayo...Semangat Menuntut Ilmu Agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).
 
Kamis, 13 Juli 2017

Buhul Cinta - [5] Makna dan Hakikat Cinta

0 komentar
Bismillaah...

Kata cinta dalam bahasa Arab diistilahkan dengan mahabbah. Ada lebih dari 60 kata yang memiliki makna yang sama untuk kata ini. Hal ini menunjukkan bahwa cinta merupakan hal yang agung bagi bangsa Arab.

Ia selalu dilantunkan oleh para penyair, biasa dituliskan oleh para pujangga, bahkan senantiasa diperdengarkan di berbagai tempat pertemuan bangsa Arab. Sikap mereka yang mendewakan cinta ini, sama halnya dengan penghormatan mereka terhadap sifat kedermawanan dan keberanian.

Menurut Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah, kata cinta dalam bahasa Arab memiliki beberapa makna:
- Cinta bisa bermakna kesucian, kebeningan, dan kejernihan.
- Cinta bisa bermakna percikan dan riak, seperti percikan dan riak air yang tampak saat hujan turun. Begitu pula dengan cinta seseorang yang bisa membuat hatinya beriak, ketika dia teringat kepada sang kekasih.
- Cinta bisa bermakna  teguh dan tidak berpindah dari posisi semula, sebagaimana teguhnya unta ketika menderum karena di perintah oleh majikannya, sekalipun banyak batu cadas yang melukainya. Begitu pula dengan cinta ketika ia telah tersimpul kuat, maka ia tidak akan berpindah ke lain hati.
- Cinta bisa bermakna inti, isi dan biji yang dijadikan benih.
- Cinta bisa bermakna bejana besar yang sudah terisi penuh, sehingga tidak mungkin lagi memuat sesuatu yang lain. Begitu pula dengan cinta ketika telah memenuhi hati. Hati tidak akan dapat diisi oleh sesuatu yang lain.
- Cinta juga bermakna tungku pembakaran yang diatasnya dibebani dengan sesuatu. Begitu juga dengan cinta, ia rela menerima beban apapun yang dipikulkan atas nama cinta.[1]

Ibnu Hazm rohimahulloh menuturkan: "Cinta pada awalnya adalah sebuah gurauan dan akhirnya adalah keseriusan. Memang tidaklah mudah mendefinisikan kata cinta, apalagi menyelami hakikatnya. Adapun hakikat cinta ini hanya dapat diketahui setelah kita bersusah payah. Cinta bukanlah perkara yang terlarang dalam agama, karena hati ini dalam genggaman tangan-Nya. Dan dalam hal ini tidak sedikit pula yang telah jatuh cinta dari kalangan Khalifah dan Imam".[2]

Semua cinta yang yang membimbing seseorang kepada Alloh subhanahu wa ta'ala, itulah cinta yang sebenarnya.
Semua cinta yang mengantarkan seseorang untuk mentaati Alloh, itulah cinta yang hakiki.
Karena, cinta adalah kesucian, pengorbanan, keteguhan dalam memegang janji dan keikhlasan dalam melaksanakan perintah-Nya.

Ketika cinta sirna dari kehidupan, jiwa akan menjadi sempit sehingga timbul pertikaian dan perselisihan diantara manusia.

Kala cinta hilang, layulah sekuntum bunga, padamlah pancaran cahaya, pendeklah perjalanan usia, keringlah danau di hutan belantara dan silih bergantilah penyakit dan mara bahaya.

Tatkala cinta lenyap, ketika itulah lebah meninggalkan bunga, burung pipit menelantarkan sangkarnya dan kutilang tak lagi hinggap di pucuk pohon cemara.

Sekiranya sungai memiliki muara dan laut mempunyai pantai, maka sejatinya lautan cinta itu tidak berpantai dan sungai cinta tidak bermuara.


---------------------------------------------------------------------------------
[1] Silahkan lihat Raudhatul Muhibiin.
[2] Thuqul Hamamah, Ibnu Hazm, Daarul Kutub Ilmiyah (hlm. 6-7).


Kamis, 19 Syawwal 1438H.
Singkawang,
Ditulis ulang oleh

Abu Aufa Aal

Leave a Reply

 
Sambas Sunnah © 2016 | Created By Abu Aufa